Wednesday 8 June 2011

Cover Laporan Akhir Diagnosa WAN Semester 6

Cover Diagnosa

Monday 6 June 2011

Laporan Akhir Diagnosa WAN Semester 6

Laporan Dedicated Router

Laporan PPP & Autentikasi PAP

Laporan PPP Authentication CHAP

Laporan Point to Point PPP (CHAP-PAP)

Laporan Point to Point PPP (CHAP-PAP-CHAP)

Laporan PPP PAP 2 way dan CHAP 2 way (Fisik)

Laporan Frame Relay

Laporan Frame Relay Topologi Real

Laporan Frame Relay Topologi Real GTI

Laporan VPN

Saturday 4 June 2011

LAPORAN VPN

Laporan VPN

Sunday 22 May 2011

LAPORAN FRAME RELAY REAL

Caesa FR

LAPORAN FRAME RELAY REAL 1

Laporan Frame Relay2

Tuesday 26 April 2011

FREKUNSI BAND SATELIT

Nama : R. Caesa Emilia

FREKUENSI BAND SATELIT

Tanggal : 27 April 2011

Kelas : 3 TKJ A

Pemateri : Bpk. Rudy

Bpk. Yogas

No. Absen :30

INSTALASI WAN

Frekuensi Band Satelit

L-band

· Satelit menstransikan informasi dengan sebuah band frequency tertentu

· L-Band : 202 satellite

· L-Band berada pada frequency antar 390MHz dan 1.55GHz yang biasa digunakan untuk satelite komunikasi dan komunikasEKUENSI i antara peralatansatelite lainnya

S-band :

· 296 satellites :

· Beroperasi pada frequency 1.7GHz sampai 2.3 GHz sedangkan untuk downlink di1.55GHz sampai 5.2GHz yang biasanya digunakan untuk

· Digitas Audio Radio Satelite (DARS)

C-Band

· 164 satellites

· Rata-rata satelite telco di indonesaia menggunakan pita frekuensi C atau C band.Pita frekuensi pada kisaran 3.4 GHz sampai 7 GHz.

· Frekuensi downlink berada pada rentang 3.7 sampai 4.2 GHz itu terbukti paling tangguh dalam menghadapi halangan hujan dan cuaca seperti yang sering terjadidi Indonesia dan daerah tropis lainnya.

· C-Band le bih tahan terhadap cuaca di bandingkan dengan KU-Band

KU-Band

· Ku-band : 416 satelliteso, Frekuensi satelit yang berada pada rentang 12 GHz sampai 17 GHz.

· Digunakan untuk broadcast TV, DBS, and direct-to-home television.

· Beroperasi untuk downlink antara 15.2GHZ sampai 17.2GHZ dan uplink 13.7GHZ

Ka-Band

· Ka-band : 12 satellites

· Komunikasi yang biasa digunakan untuk siaran tv, dll

· Frekuensi satellite pada 30GHz uplink dan 20 GHz downlink.

· Digunakan untuk ke butuhan masa depan.

Sunday 24 April 2011

TOPOLOGI SATELIT



Nama : R. Caesa Emilia

Topologi Satelit


Tanggal : 27 April 2011

Kelas : 3 TKJ A

Pemateri : Bpk. Rudy

Bpk. Yogas

No. Absen : 30

INSTALASI WAN

Bent Pipe Topologi Star

Ini merupakan evolusi dari konsep interaktif VSAT, meskipun beberapa operator akan mencapai titik ini dengan menambahkan jalan ke siaran data rate yang tinggi dari stasiun besar.

Topologi ini ditandai dengan memiliki gateway yang mengirimkan satu

atau lebih tinggi data rate forward link siaran ke sejumlah besar pengguna terminal kecil. Siaran ini berisi informasi alamat yang memungkinkan setiap terminal pengguna untuk memilih transmisi yang dimaksudkan untuk itu. Di arahkan kembali, terminal remote user dalam semburan dengan kecepatan data rendah sampai menengah ke gateway.


Bent Pipe Point to Point Topology

Ini merupakan pengembangan dari titik ke titik konsepsi VSAT.

Dalam topologi ini koneksi dua arah yang didedikasikan diatur antara gateway stasiun bumi besar dan terminal single user.


OBP Switching Topology


Satelit tersambung ke stasiun bumi gateway oleh satu atau lebih batang data rate yang tinggi.

Di satelit yang OnBoard Processor (OBP) di demultiplexes payload batang uplink ed dan membagi ke downlinks ditujukan untuk wilayah geografis tertentu (biasanya sel ditentukan oleh pola cakupan antena
). Downlinks maju yang dihasilkan dengan cara ini, berisi pesan untuk nomor besar terminal pengguna di mana terminal tujuan diidentifikasi oleh header pada pesan.


Wednesday 6 April 2011

LAPORAN FRAME RELAY

Laporan Frame Relay

Monday 4 April 2011

PRA KBM Sistem Komunikasi Satelit

Prakbm Sistem Komunikasi Satelit

Tuesday 15 February 2011

PRAKBM EIRP


Nama : R. Caesa Emilia



PRAKBM EIRP

Tanggal : 15 Februari 2011

Kelas : 3 TKJ A

Pemateri : Bpk. Rudi H

Bu Netty A

No. Absen : 30

INSTALASI WAN


EIRP

EIRP (Effective Isotropic Radiated Power). EIRP adalah energi efektif yang didapat pada main lobe dari antena pengirim. Menghitung EIRP adalah dengan menjumlahkan penguatan antena (dalam satuan dBi) dengan level energi (dalam satuan dBm) pada antena tersebut.

sumber : http://rahmat999.wordpress.com/2009/08/03/penjelasan-dbm-dbi-eirp/

Penjelasan dan Perhitungan EIRP

Dalam sebuah Wireless Wide Area Network WWAN yang di operasikan di sebuah kota, sangat penting untk menjamin bahwa frekuensi dapat digunakan kembali untuk jarak tertentu. Seperti di dijelaskan sebelumnya bahkan antenna omni memungkinkan kita untuk mengcover jarak 4-5 km (diameter 8-10 km). Sedang dengan antenna sektoral pada Access Point kita dapat mengcover 6-8 km. Oleh karenanya, sesudah 4-10 km kita dapat me-reuse (memakai ulang) frekuensi untuk rekan lain yang ingin menggunakannnya.

Untuk menjamin bahwa frekuensi reuse dapat digunakan dengan baik, kita perlu membatasi maksimum daya yang diijinkan untuk terbang dari antenna. Salah satu batasan yang biasa digunakan adalah Effective Isotropic Radiated Power (EIRP). Effective Isotropics Radiated Power (EIRP) dapat dihitung dengan mudah menggunakan rumus berikut,

Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) dalam dBm
= daya di input antenna [dBm] + penguatan antenna [dBi]

Effective Radiated Power (ERP) dalam dBm
= daya di input antenna [dBm] + penguatan antenna [dBd]

Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) biasanya kita gunakan. Kita biasanya membatasiEIRP sekitar 36dBm.

Batas Legal

Batas EIRP yang legal pada frekeunsi 2.4GHz di Indonesia adalah:

· Untuk Point-to-Point (P2P) 36dBm

· Untuk Point-to-Multi-Point (P2MP) 30dBm

· Daya pancar maksimum 100mW (20dBm).

Bagi mereka yang melanggar peraturan ini kemungkinan akan di kenakan ancaman merusak system komunikasi dengan denda Rp. 600 juta dan atau penjara 6 tahun.

Contoh perhitungan daya Effective Isotropic Radiated Power (EIRP)

TX Power

TX Power (dBm)

Power Gain / Loss

Input Power ke Antenna

Antenna

EIRP

Legal (Yes / No)

1 Watt

(+30 dBm)

-1 dB loss via 1 m coax

+ 29 dBm

+6 dBi

+35 dBm

Yes

100 mW

(+20 dBm)

+14 dB Amplifier

+34 dBm

+8 dBi

+42 dBm

No

25 mW

(+14 dBm)

+14 dB Amplifier

+28 dBm

+8 dBi

+36 dBm

Yes


sumber : http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/EIRP