Wednesday, 8 June 2011
Monday, 6 June 2011
Laporan Akhir Diagnosa WAN Semester 6
Saturday, 4 June 2011
Sunday, 22 May 2011
Tuesday, 26 April 2011
FREKUNSI BAND SATELIT
Nama : R. Caesa Emilia | FREKUENSI BAND SATELIT | Tanggal : 27 April 2011 |
Kelas : 3 TKJ A | Pemateri : Bpk. Rudy Bpk. Yogas | |
No. Absen :30 | INSTALASI WAN |
Frekuensi Band Satelit
L-band
· Satelit menstransikan informasi dengan sebuah band frequency tertentu
· L-Band : 202 satellite
· L-Band berada pada frequency antar 390MHz dan 1.55GHz yang biasa digunakan untuk satelite komunikasi dan komunikasEKUENSI i antara peralatansatelite lainnya
S-band :
· 296 satellites :
· Beroperasi pada frequency 1.7GHz sampai 2.3 GHz sedangkan untuk downlink di1.55GHz sampai 5.2GHz yang biasanya digunakan untuk
· Digitas Audio Radio Satelite (DARS)
C-Band
· 164 satellites
· Rata-rata satelite telco di indonesaia menggunakan pita frekuensi C atau C band.Pita frekuensi pada kisaran 3.4 GHz sampai 7 GHz.
· Frekuensi downlink berada pada rentang 3.7 sampai 4.2 GHz itu terbukti paling tangguh dalam menghadapi halangan hujan dan cuaca seperti yang sering terjadidi Indonesia dan daerah tropis lainnya.
· C-Band le bih tahan terhadap cuaca di bandingkan dengan KU-Band
KU-Band
· Ku-band : 416 satelliteso, Frekuensi satelit yang berada pada rentang 12 GHz sampai 17 GHz.
· Digunakan untuk broadcast TV, DBS, and direct-to-home television.
· Beroperasi untuk downlink antara 15.2GHZ sampai 17.2GHZ dan uplink 13.7GHZ
Ka-Band
· Ka-band : 12 satellites
· Komunikasi yang biasa digunakan untuk siaran tv, dll
· Frekuensi satellite pada 30GHz uplink dan 20 GHz downlink.
· Digunakan untuk ke butuhan masa depan.
Sunday, 24 April 2011
TOPOLOGI SATELIT
Nama : R. Caesa Emilia | Topologi Satelit | Tanggal : 27 April 2011 |
Kelas : 3 TKJ A | Pemateri : Bpk. Rudy Bpk. Yogas | |
No. Absen : 30 | INSTALASI WAN |
Bent Pipe Topologi Star
Ini merupakan evolusi dari konsep interaktif VSAT, meskipun beberapa operator akan mencapai titik ini dengan menambahkan jalan ke siaran data rate yang tinggi dari stasiun besar.
Topologi ini ditandai dengan memiliki gateway yang mengirimkan satu
atau lebih tinggi data rate forward link siaran ke sejumlah besar pengguna terminal kecil. Siaran ini berisi informasi alamat yang memungkinkan setiap terminal pengguna untuk memilih transmisi yang dimaksudkan untuk itu. Di arahkan kembali, terminal remote user dalam semburan dengan kecepatan data rendah sampai menengah ke gateway.
Bent Pipe Point to Point Topology
Ini merupakan pengembangan dari titik ke titik konsepsi VSAT.
Dalam topologi ini koneksi dua arah yang didedikasikan diatur antara gateway stasiun bumi besar dan terminal single user.
OBP Switching Topology
Satelit tersambung ke stasiun bumi gateway oleh satu atau lebih batang data rate yang tinggi.
Di satelit yang OnBoard Processor (OBP) di demultiplexes payload batang uplink ed dan membagi ke downlinks ditujukan untuk wilayah geografis tertentu (biasanya sel ditentukan oleh pola cakupan antena). Downlinks maju yang dihasilkan dengan cara ini, berisi pesan untuk nomor besar terminal pengguna di mana terminal tujuan diidentifikasi oleh header pada pesan.
Wednesday, 6 April 2011
Monday, 4 April 2011
Friday, 4 March 2011
Tuesday, 1 March 2011
Saturday, 26 February 2011
Friday, 25 February 2011
Friday, 18 February 2011
Tuesday, 15 February 2011
PRAKBM EIRP
Nama : R. Caesa Emilia PRAKBM EIRP Tanggal : 15 Februari 2011 Kelas : 3 TKJ A Pemateri : Bpk. Rudi H Bu Netty ANo. Absen : 30 INSTALASI WAN
EIRP
EIRP (Effective Isotropic Radiated Power). EIRP adalah energi efektif yang didapat pada main lobe dari antena pengirim. Menghitung EIRP adalah dengan menjumlahkan penguatan antena (dalam satuan dBi) dengan level energi (dalam satuan dBm) pada antena tersebut.
sumber : http://rahmat999.wordpress.com/2009/08/03/penjelasan-dbm-dbi-eirp/
Penjelasan dan Perhitungan EIRP
Dalam sebuah Wireless Wide Area Network WWAN yang di operasikan di sebuah kota, sangat penting untk menjamin bahwa frekuensi dapat digunakan kembali untuk jarak tertentu. Seperti di dijelaskan sebelumnya bahkan antenna omni memungkinkan kita untuk mengcover jarak 4-5 km (diameter 8-10 km). Sedang dengan antenna sektoral pada Access Point kita dapat mengcover 6-8 km. Oleh karenanya, sesudah 4-10 km kita dapat me-reuse (memakai ulang) frekuensi untuk rekan lain yang ingin menggunakannnya.
Untuk menjamin bahwa frekuensi reuse dapat digunakan dengan baik, kita perlu membatasi maksimum daya yang diijinkan untuk terbang dari antenna. Salah satu batasan yang biasa digunakan adalah Effective Isotropic Radiated Power (EIRP). Effective Isotropics Radiated Power (EIRP) dapat dihitung dengan mudah menggunakan rumus berikut,
Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) dalam dBm
= daya di input antenna [dBm] + penguatan antenna [dBi]
Effective Radiated Power (ERP) dalam dBm
= daya di input antenna [dBm] + penguatan antenna [dBd]
Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) biasanya kita gunakan. Kita biasanya membatasiEIRP sekitar 36dBm.
Batas Legal
Batas EIRP yang legal pada frekeunsi 2.4GHz di Indonesia adalah:
· Untuk Point-to-Point (P2P) 36dBm
· Untuk Point-to-Multi-Point (P2MP) 30dBm
· Daya pancar maksimum 100mW (20dBm).
Bagi mereka yang melanggar peraturan ini kemungkinan akan di kenakan ancaman merusak system komunikasi dengan denda Rp. 600 juta dan atau penjara 6 tahun.
Contoh perhitungan daya Effective Isotropic Radiated Power (EIRP)
TX Power | TX Power (dBm) | Power Gain / Loss | Input Power ke Antenna | Antenna | EIRP | Legal (Yes / No) |
1 Watt | (+30 dBm) | -1 dB loss via 1 m coax | + 29 dBm | +6 dBi | +35 dBm | Yes |
100 mW | (+20 dBm) | +14 dB Amplifier | +34 dBm | +8 dBi | +42 dBm | No |
25 mW | (+14 dBm) | +14 dB Amplifier | +28 dBm | +8 dBi | +36 dBm | Yes |
sumber : http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/EIRP